At Gwanghwamun [Oneshoot]

Tittle : At Gwanghwamun

Genre : Romance

Lenght : Oneshoot

Author

Deyara

Cast

Cho Kyu Hyun

Seo Joo Hyun

Disclaimer

All of this story completly mine and no place for plagiator. I don’t have the cast. This story is fiction, no place for basher. Thankyou

***

Hallo, kali ini aku mau membawakan sebuah ff, ff ini song fict ya. karena Kyuhyun baru ngeluarin album baru aku tiba-tiba aja muncul ide bikin ff ini hehe. Oh ya, untuk The Time Rhythm akan aku post mungkin nanti malam atau besok, belum selesai baru 1000an kata, lagi mampet huhu 😦

Untuk selingan, aku upload fanfict ini, semoga berkesan. Ini udah pernah aku post di fp Seokyu, seokyualways.com

Kata-kata  bercetak miring adalah flashback.

Terimakasih

***

A song fict by deyara

How was your day? There’s still a little bit of summer left

For some reason, I had a tiring day

When the leaves changed color on the side of the road of Gwanghwamun

That was when I finally lifted my head

 

Aroma musim gugur menyeruak masuk ke dalam indra penciumanya. Ia merapatkan jaket tebalnya yang kini sudah mulai tembus akan suasana dingin kota Seoul. Musim gugur sudah mulai tiba, suasana bandara ini masih sama setelah 6 tahun terakhir ini, walau ada beberapa sisi yang nampak berbeda. Lelaki itu bergerak menarik koper hitam yang ia bawa kemudian melangkah ke arah pangkalan taksi untuk menaikinya. Ia tersenyum pada seorang ajjussi yang membukakan pintu taksi untuknya.

Lelaki itu memilih untuk mendudukan dirinya di kursi belakang.

“Pergi kemana?” laki-laki itu menoleh begitu sang supir taksi bertanya, ia terlihat menarik napas panjang sebelum menjawab pertanyaan sang supir.

“Gwanghwamun, ajjussi

Ia menyender pada jok mobil, jemarinya tergerak membuka ransel yang ia bawa. Mengambil sebuah ponsel touchscreen berwarna hitam dan melihat waktu yang tertera sekarang. Waktu masih menujukan pukul 2 siang, namun langit kota Seoul nampak sedikit gelap dan udaranya sangat-sangat dingin.

Ia tergerak memasang sebuah erphone putih, kemudian memutar sebuah lagu yang baru-baru ini ia keluarkan. Yang membawanya bisa konser solo di luar negeri.

At Gwanghwamun

Cho Kyuhyun, seorang penyanyi ballad Korea Selatan papan atas, kini tengah memejamkan matanya yang nampak lelah itu. Ia menikmati lagu itu dengan suasana hati yang bergemuruh, semua terasa terulang kembali. Seperti saat-saat mereka masih bersama.

Kyuhyun menyerahkan beberapa lembar won kemudian keluar dari taksi itu dan dibantu oleh sang supir ia mengambil koper hitamnya. Mereka saling tersenyum. Udara dingin kembali menyapa tulang-tulangnya, akhirnya ia sampai.

Lelaki itu berbalik, akhirnya ia kembali ke tempat ini, tempat dimana semuanya bermula, di gerbang inilah ia bertemu dengan gadis itu.

“Selamat datang, berbahagialah kalian semua!”

Seorang gadis berteriak dengan lantang, wajahnya tidak nampak kelelahan, ia tersenyum sepanjang lambaiannya. Dengan balutan pakaian tradisional khas Korea Selatan, hanbok, ia tersenyum dan berteriak sepanjang hari sambil membagikan souvenir ataupun permen kecil untuk anak-anak dan para pengunjung.

“Selam….ah!”

Ia berteriak begitu ia menyadari tangannya melambai terlalu kuat hingga mengenai seseorang. Wajah gadis itu tampak sangat shock, pasalnya ia membuat buku-buku orang itu berjatuh.

Omo, mianhae, aku tidak sengaja”

Lelaki yang di tabrak itu hanya terus menunduk sambil sesekali membenahi letak kacamatanya. Sesekali gelengan ringan penanda ia tidak keberatan terlihat.

“Tidak apa aku bisa sendiri”

“Tidak tuan, aku akan membantumu, maafkan aku sebelumnya”

Gadis itu segera membantu sang lelaki untuk membenahi buku-bukunya. Setelah semuanya beres mereka berdua segera berdiri dan akhirnya mereka dapat melihat wajah mereka satu sama lain. Gadis itu tersenyum pada sang laki-laki yang hanya bisa dibalas dengan senyuman kikuk.

“Seohyun-ah! Waktunya berganti shift”

Seohyun wanita itu menoleh begitu seseorang berteriak padanya. Ia melambai kearah wanita yang memanggil namanya itu. “Ne! Tunggu sebentar!”

“Ah, tuan sebelumnya aku minta maaf karena telah membuat buku-bukumu berantakan. Ah ini, simpanlah sebagai tanda permintaan maafku, jangan lupa sering-sering kesini”

Hal terakhir yang laki-laki itu ingat adalah senyuman manis dari seorang Seohyun.

Kini pohon-pohon di sepanjang jalan nampak sudah mulai menguning dan jatuh berguguran. Suasana tempat ini yang biasanya ramai nampak sedikit sepi. Tidak banyak orang berlalu lalang di sana. Mungkin hanya sebagian turis yang nampak penasaran dengan tempat-tempat di Korea Selatan.

Kyuhyun menarik napas kemudian menghembuskanya, uap-uap dingin segera berebut keluar dari mulutnya. Ia memeggang dadanya, tidak lebih tepatnya sesuatu yang ada di sana, sebuah kalung. Lelaki itu tersenyum begitu mengingat bagaimana ia bisa mendapatkan kalung itu, yang hingga saat ini ia anggap sebagai sesuatu yang sangat berharga.

Langkahnya tergerak menghampiri pinggir gerbang raksasa itu, tempat dimana seorang gadis kini tengah melambai-lambai sambil berteriak dengan uap dingin yang berlomba keluar dari mulutnya.

“Selamat datang, semoga anda bahagia”

Gadis itu memberikan sebuah gantungan kunci pada Kyuhyun, Kyuhyun tersenyum singkat kemudian kembali berjalan. Jika saja ia tidak menggunakan topi hitam mungkin gadis itu sudah berteriak histeris mengetahui siapa yang ada di depannya.

Ia kembali tersenyum, ya semua memang sudah berubah. Kepalanya mengadah langit Kota Seoul yang nampak sedikit tersenyum. Semua berubah, apa gadis itu juga?

We used to shine so bright together

But now we are strangers

In you arms, the world was mine

Goodbye to those childish days

 

“Oh kau!” Seohyun berteriak begitu ia memasuki gerbang SMA Gwanghan, seorang lelaki yang nampak tidak asing baginya berjalan melewatinyaa.

“Tunggu aku!”

Teriaknya kemudian menepuk singkat pundak laki-laki itu. Seohyun tersenyum singkat melihat lelaki itu berbalik. Ia mengeluarkan sesuatu kemudian mengukir senyum cerahnya.

“Selamat datang, semoga kau berbahagia”

Ia memberikan benda itu pada sang laki-laki dan memakai tasnya kembali. “Masih ingat aku? Kau tidak melupakan aku kan?”

Lelaki itu menggeleng kemudian mencoba tersenyum manis, namun sepertinya gagal. Hanya senyum kikuklah yang ia keluarkan. Telunjuknya tergerak membenarkan letak kacamatanya yang sebenarnya tidak perlu ia betulkan lagi.

“Ti..ti..tidak, tentu saja aku mengingatmu, Gwanghwamun”

“Syukurlah kau mengingatku”

 

Hari terus berjalan, pertemuan yang singkat terkadang akan menjadi sesuatu yang indah ataupun tidak. Seohyun selalu mengawali harinya dengan senyuman dan di sore hari, serta hari libur ia akan langsung bekerja untuk membantu keluarganya. Tidak lupa dengan laki-laki itu, yang sedikit-sedikit mulai berubah, karenanya.

“Sudahku bilang lepas kacamata kunomu itu Kyuhyun-ssi kau nampak aneh”

Kyuhyun tersenyum, kali ini senyumnya jauh lebih cerah dari senyum kikuknya dulu. Ia menatap ke arah Seohyun dengan tatapan sinis dan kemudian ia menutup buku pelajaran yang kini tengah ia buka.

“Jangan, jika aku melepasnya, sesuatu yang buruk akan terjadi”

Seohyun mengernyitkan dahinya nampak tidak mengerti dengan apa yang Kyuhyun bicarakannya. Saat ini ia merasa menyesal, ternyata membuat Kyuhyun tersenyum sangat mengerikan. Senyumnya memiliki sejuta makna.

Wae? Kenapa tidak boleh?”

“Karena pada saat itu aku yakin, kau akan akan meyukaiku”

Rasanya musim panas baru saja berakhir, namun kedua pipinya kini mulai memerah. Dalam hati ia tersenyum. Jika kau sadar, tanpa perlu melepas kacamatamu itu aku sudah menyukaimu, Cho Kyuhyun.

Kyuhyun mendudukan dirinya di salah satu bangku taman. Ia melepas earphonenya kemudian bergerak kembali memegang kalungnya. Jemarinya tergerak melepas kalung tersebut. Mengangkatnya hingga berlatarkan langit Kota Seoul. Wajahnya nampak sendu begitu ia kembali teringat akan segala hal. Diri lelaki itu, jiwa lelaki itu, dunia lelaki itu, dunia seorang Cho Kyuhyun berubah karena Seo Joohyun, duniannya hanya ada di dalam genggaman gadis itu. Jika saja ia tidak pernah bertemu dengan Seohyun, entah ia akan menjadi apa saat ini.

Namun, apa sekarang mereka masih saling mengenal? Sepertinya, ia harus menghapus semua kenangan 6 tahun sebelumnya, jika ia bisa.

Today, like a fool, I am standing at that spot

Getting wet in the rain

Waiting for you, who won’t come

I was happy

At the memories of holding hands and walking together, I look back

In case you are standing there

 

Kyuhyun bangkit dari tempat duduknya, ia kembali berjalan mengitari Gwanghwamun. Dirinya nampak seperti orang aneh yang berkeliling dengan membawa koper, untung saja suasana hari ini nampak sepi. Tiba-tiba saja langit semakin menghitam dan saat itu juga ia sadar bahwa bajunya sudah mulai basah tertimpa air hujan. Kyuhyun berdiri kemudian mengadah  kearah langit, membiarkan wajahnya yang tertutup topi itu terbasahi.

Mata kepalanya dapat melihat orang-orang berlarian mencari tempat teduh, namun dia sendiri berdiri di titik itu, tepat di depan gerbang yang tidak terlindungi atap. Titik awal mereka bertemu, Kyuhyun masih ingat dengan jelas tempat ini.

Ia kembali menundukan kepalanya, dadanya kembali bergemuruh dan kini ia membiarkan dirinya menangis bersama langit. Membiarkan dirinya basah oleh air hujan.

Kaki-kaki panjang itu kembali melangkah menjauhi tempat tersebut, mungkin ia harus mulai berteduh untuk saat ini. Kepalanya sesekali menoleh kebelakang, membiarkan secercah harapan datang, mungkin saja gadis itu akan datang kesini.

“Apa kau harus bekerja disini?” Kyuhyun bertanya pada Seohyun selama perjalanan pulang dari sekolah. Senyum nampak di wajah polos mereka. Dengan semangat Seohyun mengangguk mantap.

“Tentu saja, aku harus membantu orang tuaku, lagipula jika aku tidak bekerja keras mungkin saja aku tidak akan mendapatkan cita-citaku”

“Kau? Punya cita-cita? Mustahil” Kyuhyun terkikik geli melihat raut wajah Seohyun yang kini sudah mulai mengeras, siap-siap saja.

“Cih! Tentu saja aku punya, aku ingin menjadi sesuatu yang berharga, bagi siapapun. Kau?”

“keinginanmu rendah sekali. Mmm, aku mau menjadi seorang penyanyi, sejak dulu itu setidaknya keinginanku”

Seohyun tersenyum singkat, ia memandang Kyuhyun dari samping. Wajahnya terlihat sangat tampan dengan rambut coklat yang berkibar jika tertepa angin. Jika saja ia tidak memakai kacamata itu mungkin lelaki itu akan nampak jauh lebih tampan dari sekarang. Walau ia ingin Kyuhyun melepas kacamatanya,  namun sebenarnya ia juga ragu, takut-takut jika para gadis akan mengejar lelaki itu.

Pandangannya beralih ke arah bawah, tepat ke arah tangan Kyuhyun yang kini tengah bergoyang bebas karena berjalan. Tangan itu nampak kekar dan hangat, jemari telapak tangannya pun juga nampak sangat nyaman. Ia sangat bahagia, bertemu dengan lelaki itu bagaikan mimpi yang ia harap tidak akan pernah terbangunkan.

Tangan Seohyun tergerak menggenggam tangan Kyuhyun, membuat Kyuhyun kaku seketika.

“Ayo! Palliwa aku sudah terlambat”

Gadis itu menarik Kyuhyun, dengan senyuman secerah mentari.

 

Kyuhyun berdiri di bawah sebuah pohon yang tak jauh dari tempat tadi, di tempat itu ia bisa memandang keseluruhan wilayah Gwanghwamun. Tempat yang strategis. Mungkin saja gadis itu akan berdiri di depan sana.

I don’t know if living in this world

Is just about always looking for another person

As I came to this street, filled with the aroma of coffee

That was when I finally smilled

 

Hujan masih mengguyur Kota Seoul, ia memainkan ponselnya dan menerima sebuah pesan. Ini tersenyum kecil, Shim Chang Min. Sahabatnya yang sejak SMA dulu ada disisinya, hingga saat ini hingga ia menjadi seseorang yang dapat di kenal oleh banyak orang. Ia mendudukan diri diatas rumput basah itu, menidurkan kopernya di sebelahnya dan kemudian menyender di batang pohon. Matanya terpejam menikmati alunan suara alam yang terdengar sangat indah.

“Kyuhyun-ah”

Suara itu mengalun dengan lembut, membuat Kyuhyun menoleh kearah sumber suara. Seohyun kini tengah mengadahkan kepalanya ke atas, menatap langit kota Seoul yang nampak cerah di musim gugur tahun ini. Ia kemudian menoleh ke arah Kyuhyun. Senyum gadis itu tak pernah lepas dari wajah cantiknya, namun senyum itu berbeda dari senyumnya yang lain.

“Musim gugur tahun lalu kita bertemu bukan?”

Kyuhyun mengangguk mengiyakan pertanyaan Seohyun. Ia memperhatikan dengan lekat raut wajah gadis tersebut.

“Dan apa kau ingin melanjutkan mimpimu?” pertanyaan itu terdengar sangat hati-hati. Ia menatap dengan lekat manik mata Kyuhyun, membuat dada Kyuhyun berdentum dengan cepat. Lelaki itu tersenyum solah menjawab ‘Tentu saja’.

“Aku juga ingin melanjutkan mimpiku, Kyuhyun-ah lanjutkanlah mimpimu jika itu berarti bukan tanpaku”

“Maksudmu?” Suara Kyuhyun terdengar sedikit menyentak, apa gadis ini ingin berpisah dengannya? Tidak kan?

“Maaf, sepertinya janji kita untuk bersama hingga dewasa harus musnah. Kami harus pindah dan aku harus mengikuti mereka, karena aku ingin membahagiakan mereka”

“Tidak bisakah kau disini?”

Seohyun menggeleng dengan lemah, jemarinya dengan lembut tergerak menyentuh wajah Kyuhyun, ia meraih kacamata Kyuhyun dan melepasnya. Kini dapat ia lihat dengan jelas betapa indah mata laki-laki tersebut, gadis itu kembali tersenyum.

If I’m living this world, that’s not mean you can’t do anything. Lakukanlah segala yang kau inginkan, carilah seseorang yang lebih baik. Saat kau telah meraih mimpimu dan saat kita bertemu kembali, aku akan langsung mengenalimu dalam sekejap mata. Aku berjanji”

Kyuhyun seolah tak mampu berkata-kata, ia dapat melihat mata nanar gadis yang ia cintai, Seo Joohyun. Perlahan ia mendekatkan wajahnya pada gadis itu dan saat itu menjadi saat terindah bagi mereka berdua. Kyuhyun mencium lembut bibir manis Seohyun, menyalurkan segala perasaanya.

 

Sampai sekarang Kyuhyun masih tidak mengerti kenapa Seohyun menyuruhnya untuk mencari wanita lain, karena sampai sekarang ia masih menanti gadis itu.

Klingg….

Lamunannya berhenti begitu ia mendengar suara itu. Lonceng kecil yang suaranya berbeda dari yang lainnya. Pada saat itu juga hawa dingin menghangat seketika, baginya. Ia mendongak, aroma latte favorit seseorang menyeruak masuk melewati rongga hidungnya. Seorang gadis dengan balutan dress putih berdiri tepat di depannya. Memegang segelas latte yang akan mengahangatkan tubuhnya. Deringan lonceng yang menggantung di tas gadis itu membuatnya menyadari sesuatu.

Dan saat itu, ia tersenyum dengan sangat cerah

It was the first time that someone made me that nerveous

You were the only one

You were more loveable than anyone else

But why did you leave me?

 

Rongga hidungnya dipenuhi dengan aroma latte yang mengahangatkan. Diiringi dengan alunan suara hujan dan deringan lonceng itu, membuat tubuhnya terasa kaku seketika. Dadanya kembali bedentum cepat, tidak ada yang bisa membuatnya menjadi seperti ini. Kecuali gadis itu, gadis yang sudah selama 6 tahun ini ia nanti.

Kyuhyun bangkit dari duduknya. Dan melepas topi hitamnya. Ia menarik napas panjang kemudian meneguhkan hati untuk menyapa gadis itu.

“Ekhmm…Chogiyo

Gadis itu menoleh merasa ada yang memanggilnya. Dan saat itu waktu seolah berhenti bagi mereka berdua. Hanya tatapan terkejut, hangat, rindu dan segalanyalah yang memenuhi diri mereka. Gadis itu nampak ingin mengucapkan sesuatu namun bibir mungilnya hanya terkatup-katup.

“Lama tidak bertemu, Seohyun-ah

Ia dapat mengenali gadis itu. Tidak ada yang berubah sedikitpun, rambut panjangnya, wajah polosnya, tinggi badannya, tatapan matanya semua masih sama seperti terakhir kali mereka bertemu.

“Kyuhyun-ah

Yang ia tau saat ini, tidak ada gadis selain Seo Joohyun yang mampu membuatnya tidak mampu berkata-kata. Ia menikmati suasana ini, walaupun ia masih tidak mengerti dengan alasan gadis itu meninggalkannya, namun itu tidak penting. ia telah bertemu lagi dengan gadisnya. Dan saat itu ia tidak akan pernah melepaskannya lagi.

At that place, I get to know

How I’m slowly changing every day

In the far days ahead, just smile for me

I’m happy

Because today, this place is just look as beautiful as back then

 

Seohyun tersadar dari lamunannya. Ia sadar dan ingat betul siapa yang ada di depannya. Penantiannya selama 6 tahun akhirnya membuahkan hasil. Dan kali ini, ia akan benar-benar berterimakasih di setiap musim gugur, karena musim gugur membuatnya bertemu dengan Cho Kyuhyun. Ia tersenyum manis dan mengangguk.

Ne, lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu? Masih ingat dengan janjiku?”

Kyuhyun mengangguk dan tersenyum “Tentu saja, terimakasih sudah menepatinya”

Seohyun memandang Kyuhyun, ia menyadari sesuatu yang menggantung indah di leher pria itu. Ia masih ingat dengan jelas benda apa itu, “Kau masih menyimpannya, Kyu? ”

Tatapannya membuat Kyuhyun tau benda apa yang gadis itu maksud. Kyuhyun mengangguk, gadis ini benar-benar tidak berubah, senyumnya masih sama cerahnya dengan yang dulu.

“Kau juga tidak berubah, senyummu, kau juga masih menyukai latte disaat hujan dan kau juga masih menyimpan gantungan itu bukan?”

“Tapi kau berubah, kau jauh lebih tampan. Lagu itu, aku sangat menyukainya, kau tahu aku sudah menunggumu disini selama 6 tahun setiap musim gugur dan akhirnya aku dapat melihatmu kembali. Lagumu, tentang kita bukan?”

Kyuhyun kembali mengangguk mengiyakan, ya lagu itu memang kisah mereka berdua.

Mereka sama-sama tersenyum, mengenang segala memori masa lalu. Sepertinya saat ini mereka harus memulai segalanya dari awal, tidak apa asal mereka sama-sama bahagia. Kyuhyun meraih tangan Seohyun dengan lembut, menggenggamnya dengan erat. Hujan nampak mulai reda walaupun masih ada rintik-rintik yang turun.

“Mau mengelilingi tempat ini?”

Pertanyaan Kyuhyun dijawab dengan sebuah anggukan dari Seohyun dan kini mereka sama-sama menerjang rintik hujan dengan senyum yang sama cerahnya. Saat ini mereka merasakan, tempat ini sama indahnya dengan masa lalu, karena semua sudah lengkap, karena mereka bersama.

For no reason, like a fool, I’m standing at this spot

Getting wet in the rain

Waiting for you, who won’t come

I was happy

I look back once again at this road in Gwanghwamun

In case you are standing there

END

***

Terimakasih sudah membaca sampai akhir. Bagaimana? Mungkin menggantung ya? Aku ngikutin alur lagunya aja hehe, semoga kalian terhibur. Mungkin ini bakal ada lajutannya yang entah kapan ada hihi. Aku mau fokus lanjutin fanfict The Time Rhythm dulu.

Ditunggu komentar dan likenya, terimakasih semua.

Leave a comment