[Fanfiction] D.I.D Part 1

 D

Title: D.I.D
Author: Dea Dhara
Genre: Sad, romance, life, etc
Cast:
1. Seo Joo Hyun (SNSD)
2. Cho Kyu Hyun (Super Junior)
and other
Rating: PG-13
Lenght: Chaptered
Disclaimer: Fanfic ini 100% murni pemikiran saya. Jadi apabila ada kesamaan tokoh, ide, dll hanyalah kebetulan semata. Mohon hargai author yang sudah susah payah memikirkan ide cerita ya. Cast semua milik Tuhan. Seohyun milik Kyuhyun. Kyuhyun milik Seohyun /pemikiran saya ‘3’/. Mereka milik eomma and appa.

Happy Reading

***

Saat dirinya keluar, kau tidak bisa menolaknya. Membagi kehidupanmu, membagi ragamu dengan orang yang seharusnya berada disisimu. Menerimanya, atau berpisah dengannya? Sesuatu yang telah hidup dalam dirimu, yang memang merupakan takdirmu. Disaat sisi lain dari dirimu keluar, maka kau harus menerimanya.

***

Langkah kaki itu bergerak cepat, menyusuri setiap lantai yang tertidur didepannya. Tatapan aneh orang-orang disekitarnya tidak membuat yeoja tersebut menghentikan kegiatannya. Tangannya semua penuh, berisikan berbagai macam barang, mulai dari gulungan-gulungan kertas hingga sebuah tas laptop berwarna putih yang ia jinjing.

Langkahnya terhenti didepan sebuah pintu besar. Jemarinya yang sudah dipenuhi barang-barang itu tergerak merapikan penampilannya, mengambil nafas panjang dan

Tok tok tok

Wajah cantik gadis itu menyembul dari balik pintu. Membuat suasana dalam yang cukup riuh menjadi hening. “Annyeong haseyo. Mianhabnida saya terlambat” sebuah senyum ‘aneh’ keluar dari bibir peach tersebut. Kaki-kaki jenjangnya segera melangkah masuk kedalam ruangan dengan anggun. Meletakan tubuhnya pada kursi yang dimeja sudah tertulis namanya.

“Nona Seo Joo Hyun”

Panggilan itu membuat gadis manis itu menengok kearah sumber suara, sebuah senyuman mematikan dikeluarkan oleh pria muda ber jas yang tepat berada didepan matanya.

“Ah ne, sangjanim waeyeo?” jawabnya sedikit ragu

Waeyeo? Anda terlambat 15 menit dan itu membuat kami harus mengundur waktu. Sekarang ‘Waeyeo?’ nona, silahkan maju kedepan dan berikan apa yang seharusnya anda berikan”

Rona merah menyembul dari pipi chubinya. Rutukan-rutukan kecil keluar dari mulutnya. Merutuki pertanyaan bodohnya yang keluar begitu saja. Apa ia terlalu bodoh? Bangun kesiangan, melupakan rapat penting seperti ini, dan sekarang masih bertanya apa yang seharusnya ia lakukan.

Sedikit berdehem ringan. Kaki jenjangnya kembali tergerak maju kedepan podium. Matanya memandang setiap sudut ruangan sebelum sebuah presentasi akan ia jalankan.

***

“Sial! Dasar setan tidak tahu diri! Cih…bodoh bodoh bodoh! Hhhh….kenapa orang sepertiku bisa terjebak dalam perusahaan aneh seperti ini. Ahhhhh presdir setan itu benar-benar” gadis itu, seohyun. Berteriak-teriak di lorong sepi perusahaan tempatnya bekerja.

‘Perusahaan calon suaminya’ setidaknya begitulah yang sebenarnya. Mulutnya tidak berhenti mengeluarkan sumpah serapah pada orang yang disebutnya presdir. Sesekali ia juga merutuki hari ini. Hari paling sial yang pernah ia alami.

Ketukan hak sepatu dengan lantai lorong itu terdengar terburu-buru. Kakinya melangkah cepat menuju ruangan miliknya. Setidaknya ia harus sampai lebih awal, atau ia akan di ceramahi oleh ‘setan tampan’ itu.

Brak

“HHHH” Helaan nafas ia keluarkan begitu ia berhasil membuka pintu ruang kerja tersebut dengan kasar. Mulutnya masih berkomat-kamit. Tidak memperdulikan tatapan-tatapan aneh yang orang-orang berikan padanya. Masa bodoh! Selama ia tidak akan mati hanya dengan tatapan itu, silahkan saja mereka mau menatap bagaimanapun.

Kaki jenjangnya segera melangkah ke meja kerjanya. Menduduki kursi putar yang terasa sangat empuk. Jemarinya tergerak memijat area pelipisnya yang terasa berdunyut.

Apa ia seorang ob? Hah..dia ini sekretaris ‘presdir’ dengan seenaknya saja presdir ‘setan’ itu menyuruh ini itu padanya. Mending kalau ia akan diberikan gaji tambahan berupa ‘uang’ yah uang. Bukan tambahan berupa hujatan yang selalu ia terima.

1 menit 2 menit 3 menit…

Kini kaki itu kembali berdiri, lebih baik ia datang lebih awal daripada sang setan akan mengeluarkan apinya. Memasukannya dalam neraka terdalam. Merasakan api kemarahan ‘setan kurang waras’ itu.

Tok tok tok

Jemari lentiknya mengetuk pintu kaca tersebut. Menunggu jawaban dari orang yang hidup didalamnya.

“Masuk!”

Sebuah teriakan mempersilahkannya masuk. Jemarinya menggenggam gagang pintu tersebut membukanya secara perlahan.

Annyeong haseyo presdir Cho”

Dirinya sedikit membungkuk. Kembali melangkahkan kakinya kearah meja suram tersebut.

“Ada berkas yang harus anda baca, kemudian anda tanda tangani, sangjanim

Kalimatnya diakhiri dengan sebuah senyuman ‘terpaksa’ yang terukir diwajah chubinya. Kepalanya sedikit tertunduk begitu mendapatkan tatapan mematikan dari pria didepannya ini. 1 menit 2 menit 10 menit.

Hening

Benar-benar hening. Pria ini tidak bergerak sedikitpun. Apa dia mati?

“Nona Seo”

Suara bass itu mengalun lembut ditelinga seohyun. Seolah sebuah lagu mendendang merdu ditelinganya. Seohyun mengangkat kepalanya, menatap langsung bola mata hitam didepannya ini. Manic matanya memancarkan tatapan kecemasan. Apa presdir ini akan mengamuk lagi?

“Sebenarnya apa tugas anda? Hah? Kau ini aku sudah menggajimu, memberi mu fasilitas kerja. Hah? Kau fikir aku ini budakmu apa. Data yang belum kau baca lebih baik jangan kau bawa kesini! Aku hanya perlu me-nan-da-ta-nga-ni-nya. INGAT? Tanda tangan! Sekarang berbalik dan tinggalkan tempat ini. Baca semuanya, jangan kembali sebelum kau selesai membacanya”

Mulut gadis itu menganga lebar. Mengizinkan setiap lalat untuk masuk kedalam terowongan tersebut. Lamunannya baru terhenti begitu sebuah bola kertas mengujam kepala kecilnya.

“Ah…ne sangjanim mianhae

Kaki jenjangnya langsung berlari terbirit-birit keluar dari dalam tempat yang menurutnya ‘neraka’.
“Pffftttt” pria itu, presdir itu. Menahan tawa yang sebentar lagi keluar. Melihat gadis yang dicintainya yang notabennya adalah ‘sang tunangan’ terlihat ketakutan menjadi hiburan tersendiri baginya.

Melihat raut wajah ‘aneh’ gadis itu menjadi sesuatu yang langka untuknya. Biarlah selama gadis itu masih terikat dengannya ia akan selalu membuat gadis itu tersiksa. Yah, setidaknya begitu.

***

Seohyun merebahkan tubuh mungilnya diatas ranjang berukuran king size tersebut. Nuansa kamar berwarna biru membuat dirinya merasa tenang. Setelah membanting tulang, memecahkan kepalanya, menghancurkan otaknya seharian ini semuanya terasa benar-benar remuk. Ditambah ‘musibah’ yang menimpanya, yang diberikan sendiri oleh sang tunangan.

Beberapa kali gadis cantik itu menghela nafas panjang.

Matanya membuka lebar. Merasakan degupan jantung yang tidak seperti biasanya. Kembali memejamkan mata bulat itu, menetralisir degupannya.

Suara denting jam menyapa lembut telinganya. Perlahan tapi pasti mata bulatnya mulai terpejam erat. Nafasnya perlahan teratur, diiringi dengan suara-suara khas malam hari yang menemani tidur malamnya.

***

Suara kicauan burung serta cahaya matahari menyapa lembut pemilik wajah cantik itu. Matanya perlahan mengerjap pelan, menyesuaikan dengan cahaya yang menerpanya.

Sorot mata itu terlihat sendu, perlahan Seohyun menapakan kakinya memijak tanah. Langkah kakinya terlihat gontai.

Mengarahkan tubuh itu kearah kamar mandi, menyegarkan tubuhnya.

Sebuah dress berwarna hitam, dengan renda disisi lehernya menjadi pilihan gadis itu. Sebuah tas selempang berwarna putih menjadi pilihannya juga.

Kakinya melangkah pasti keluar rumah, menuju tempatnya bekerja.

***

Sorot mata aneh menatap seorang gadis yang baru saja masuk kedalam sebuah gedung. Perusahaan lebih tepatnya.

Langkah kaki gadis itu terlihat lunglai tidak bersemangat, disertai dengan sorot mata yang benar-benar kosong. Sesekali sebuah senyuman miring ia keluarkan.

Apa ini Seo Joo Hyun? Astaga selera pakaiannya kenapa berubah drastis? Hei… Ada apa dengannya?

Beberapa pertanyaan menyapa lembut gendang telinganya. Jemarinya membuka pintu ruang kerjanya. Tatapan mereka sama, tatapan aneh yang seolah berujar ‘Ada apa dengannya?’

Gadis itu tetap mengabaikan semuanya, berjalan menuju meja kerjanya.

“Nona Seo, Presdir memanggil anda” Sebuah suara menyapa lembut indra pendengarannya. Gadis itu langsung beranjak meninggalkan tempat duduknya, menuju kearah ruang presdir.

“Yak!! Apa kau tidak bisa berjalan lebih cepat??! Kau ini siput kah?!” teriakan memekikan telinga menyapa gendang telinga gadis tersebut, begitu kedua kakinya benar-benar menapak masuk kedalam ruangan presdir.

Tidak ada ekspresi terkejut yang ia berikan. Matanya memandang lurus pria yang adalah ‘presdir’, yang tepat berada didepannya.

Kening Kyuhyun berkerut, menghasilkan lipatan-lipatan indah yang terukir manis disana. Alisnya naik sebelah “Ka..kau..u, hah? Mengapa pakaianmu aneh?”

Satu komentar. Benar-benar aneh. Setaunya Seohyun benar-benar membenci warna hitam. Tapi bagaimana bisa sekarang Seohyun menggunakan dress hitam?

Kyuhyun melangkah mendekati gadis tersebut. Semakin dekat-dekat..dan mendekat.

Seohyun memundurkan langkahnya, sorot matanya menatap sendu pria didepannya. Kening Kyuhyun berkerut.

Wae geurae?  Seohyun-ah?” Sebuah pertanyaan yang dikeluarkan oleh pemilik suara bass tersebut, tersirat sebuah nada khawatir dalam pertanyaannya. Tidak biasanya Seohyun bertingkah seperti ini.

Gadis tersebut hampir terjungkal, ketika Kyuhyun benar-benar berada didepannya. Sorot matanya terlihat bergetar. Hingga ia berbalik dan tergerak meninggalkan ruangan yang menurutnya aneh tersebut.

Belum sempat kakinya melangkah keluar, sebuah tangan kekar menarik pergelangan tangannya. Membuat tubuhnya berbalik dan seketika, manik mata mereka terkunci. Terkunci rapat.

Kyuhyun dapat melihat sorot mata kosong namun penuh ketenangan dari mata gadis didepannya. Sesuatu yang tidak pernah dimiliki tunangannya.

“Kau, bukan Seo Joo Hyun..”

Seuah pertanyaan atau pernyataan yang dikeluarkan pria itu. Membuat sebuah senyum terukir di salah satu sudut bibir Seohyun.

TBC

 

Annyeong, readers.

Ini fanfiction keduaku. Sebelumnya sudah pernah di post di Seokyu Fanfiction Wiress jadi jangan katakan aku seorang plagiat atau apapun ya. Karena 100% ini karyaku. Novel ini terinspirasi dari novel ‘khokkiri’ oleh Lia Indra Andriana. Mohon komentarnya ya 🙂

8 thoughts on “[Fanfiction] D.I.D Part 1

Leave a comment